Wali Kota Surabaya: Kelompok Remaja Bersenjata Tajam Sudah Tidak Bermunculan Lagi
Merdeka.com - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyebut kelompok remaja bersenjata tajam di Kota Pahlawan, Jawa Timur, sudah tidak bermunculan lagi. Berkat patroli rutin yang dilakukan tim gabungan pemkot, TNI, Polri dan ormas.
"Alhamdulillah warga sudah menjaga Kota Surabaya. Setiap perkampungan dijaga, setiap wilayahnya dijaga, ayo dijaga terus Kota Surabaya ini agar tetap aman dan nyaman," kata Cak Eri panggilan lekat Eri Cahyadi di Surabaya, Sabtu (10/12).
Belakangan ini anak-anak di bawah umur atau 17 tahun ke bawah sedang menunjukkan eksistensinya dengan memicu persaingan antarkelompok remaja lain. Dalam persaingan tersebut, para remaja saling mempertontonkan senjata tajam yang mereka miliki untuk saling menakut-menakuti.
-
Apa saja fakta kenakalan remaja di Indonesia? Fakta menunjukkan bahwa perilaku menyimpang di kalangan remaja semakin beragam dan kompleks, mulai dari tawuran, penyalahgunaan narkoba, hingga perilaku seksual yang berisiko.
-
Apa yang ditemukan pemuda di Rembang? Awalnya saat sedang berburu, seorang pemuda di Desa Kebonagung Kecamatan Sulang, Rembang, memergoki adanya kucing hutan di pinggir sungai yang terletak di sebelah barat desa. Namun saat dikejar, kucing hutan itu masuk bersembunyi di dalam lubang.
-
Kenapa muda-mudi terjaring razia? Petugas juga memergoki pemuda bersama 2 orang wanita dalam satu kamar.
-
Bagaimana kenakalan remaja di Sumut? Kenakalan remaja merupakan fenomena sosial yang kian mengkhawatirkan di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia.
-
Siapa yang menjadi korban tawuran pelajar di Jakarta? Dahulu, korbannya tidak hanya sesama pelajar, namun juga para guru juga rentan menjadi sasaran.
-
Apa saja perilaku kenakalan remaja? Kenakalan remaja bisa berbentuk kenakalan biasa, seperti berkelahi, keluyuran, membolos sekolah atau pergi dari rumah tanpa pamit.
"Anak-anak yang di bawah 17 tahun ke bawah yang paling banyak. Juga ada (pelajar) SMK begitu 17-18 tahun, itu dia mencari eksistensi dirinya dengan menunjukkan senjata tajam," ujar dia.
Menurut Wali Kota, dengan gotong-royong pelaksanaan patroli penertiban kelompok remaja bersenjata tajam inilah, kelompok tersebut mulai tak bermunculan di malam hari. Para remaja yang terjaring tersebut akan dilakukan pendataan untuk didaftarkan dalam Sekolah Wawasan Kebangsaan yang akan dimulai pada awal Januari 2023.
Cak Eri mengatakan, untuk anak-anak yang sudah terjaring oleh Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Akhmad Yusep Gunawan dan Kapolres Tanjung Perak AKBP Anton Elfrino Trisanto akan didata dan selanjutnya diberikan materi pendidikan kebangsaan oleh TNI/Polri, serta diberikan penguatan pada pendidikan keagamaan.
"Cyber crime mereka tahu bahwa ada akun-akun yang namanya palsu tapi dia tahu siapa yang sebenarnya. Jumlah anggotanya berapa dan didatangi semua oleh Pak Kapolrestabes maupun Pak Kapolres Tanjung Perak," kata dia.
Para remaja yang menggunakan akun-akun palsu dan terlibat dalam ajakan kelompok remaja bersenjata tajam itu langsung dikunjungi untuk dilakukan pendataan. Selain itu, mereka juga diajak berbincang mengenai alasan mengapa ikut dalam kelompok-kelompok tersebut.
Menurut Eri, faktor utama para remaja mengikuti kelompok tersebut adalah kurangnya kasih sayang dari orang tua.
"Karena rata-rata orang tuanya tidak pernah perhatian kepada putra putrinya. Jadi, lek moleh bengi nggak tau ditakoni teko ndi (pulang malam tidak pernah ditanyakan dari mana), terus kadang-kadang karena kehidupan faktor ekonominya," kata dia.
Karena itu, melalui Sekolah Wawasan Kebangsaan dan Keagamaan, para remaja akan dibagi dalam setiap gelombang. Pada kegiatan pembelajaran pagi hari, para remaja akan ditumbuhkan rasa cinta kebangsaan melalui pendidikan militer dan pada pembelajaran malam hari, para remaja itu akan mendapat pendidikan keagamaan.
"Satu gelombang mungkin 100, kami akan koordinasi dengan TNI/Polri. Saya mengimbau kepada orang tua yang ada di kota Surabaya tolong putra putrinya diberikan penguatan karakter untuk membentuk akhlakul karimah, dibentuk rasa kebangsaan dan rasa guyub untuk saling tolong menolong," tutup Eri.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kepastian itu berdasarkan penyelidikan Kompolnas dan Polres Bekasi Kota terkait kematian tujuh remaja di kali Bekasi.
Baca SelengkapnyaSebelum ditemukan tewas mengambang, Sabtu (21/9), sekira pukul 03.00 WIB ketujuh korban dan puluhan remaja lainnya berkumpul di sebuah warung.
Baca SelengkapnyaTim Presisi Polres Metro Bekasi Kota melakukan patroli untuk mencegah tawuran ke gubuk warung di Jalan Cipendawa yang menjadi tempat kumpul para remaja tersebut
Baca SelengkapnyaPenangkapan teroris itu berjalan linier dengan menurunnya aksi terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPemuda ini malamnya gagah perkasa. Saat ditemui anggota polri, dia langsung berubah jadi Ultramen.
Baca SelengkapnyaKetika itu mereka berkonvoi dengan delapan motor berhasil diberhentikan petugas yang sedang berpatroli.
Baca SelengkapnyaTujuh mayat remaja laki-laki yang ditemukan mengambang di Kali Bekasi dipastikan pelaku tawuran.
Baca SelengkapnyaMereka diduga kuat masih ada kaitan dengan tujuh mayat mengambang di Kali Bekasi yang akan tawuran di daerah Jatiasih, Kota Bekasi.
Baca SelengkapnyaGara-Gara Kegiatan Bangunkan Sahur, Seratusan Remaja di Ciputat Tawuran Bawa Parang & Pedang, Brimob Sampai Turun Tangan
Baca SelengkapnyaSalah satu pelajar bahkan diamankan polisi saat bersembunyi di Cikarang, Bekasi.
Baca SelengkapnyaPolisi masih terus mendalami terkait penemuan tujuh jasad remaja laki-laki tersebut.
Baca SelengkapnyaTawuran itu diawali saling ejek di Instagram. Mereka membawa senjata tajam, mulai dari samurai, parang, pisau, hingga celurit.
Baca Selengkapnya